Maumere, GardaFlores – Pasca letusan gunung Lewotobi laki-laki atau biasa disebut sebagai Ile Lake oleh penduduk setempat, banyak warga Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur mengungsi secara mandiri.

Ada yang mengungsi ke Desa Nileknohing, sekitar 7 Km arah utara Desa Pululera, ada pula yang mengungsi ke wilayah kabupaten Sikka. Tetapi tidak sedikit pula yang tetap bertahan di kebun-kebun di wilayah pegunungan yang dianggap cukup aman, di luar radius 7 Km dari Ile Lake.

Desa Pululera sebagai salah satu desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang, hanya berjarak sekitar 5 km dari gunung Lewotobi Laki-laki.

Salah satu warga Desa Pululera, Antonius Tobi, saat ini bersama keluarganya mengungsi di Maumere. Ketika ditemui Sabtu (9/11/2024), Anton mengatakan, ia dan keluarga memutuskan untuk mengungsi ke Maumere. Keadaan di kampung, katanya, sangat mencekam.

Ia menuturkan, pada letusan besar pertama, Minggu (3/11/2024) malam itu mereka sangat panik. Banyak warga langsung lari ke arah Desa Nileknohing dan ada yang bertahan di kebun-kebun di wilayah yang agak jauh dan dirasa aman.

Setelah kurang lebih satu jam berlindung di wilayah yang aman, banyak warga yang segera kembali untuk memeriksa rumah dan ternak mereka.

Antonius Tobi (berdiri paling belakang kiri) bersama keluarga dan kerabat dari desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur.

Keesokan harinya, Senin (4/11/2024)  pemerintah desa menginstruksikan warga untuk mengungsi ke Konga, desa yang terletak di arah timur. Namun, warga enggan karena akan sulit untuk mengawasi hewan ternak yang menjadi penopang hidup mereka. 

“Warga tidak ingin mengungsi ke Konga karena akan kesulitan memperhatikan hewan ternak,” ujar Antonius. 

Ia mengatakan, banyak warga Pululera yang mengungsi secara mandiri ini belum mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Flores Timur. Mareka hanya mendapat bantuan dari Seminari Ledalero, yang diberikan oleh para pastor di sana.

Baca juga:
Kisah Praeses Seminari Hokeng, Rm Martinus Kapitan: Keadaan Sungguh Mencekam!

Sementara itu, Kepala Desa Pululera Paulus Sang Tukan yang dihubungi Minggu (10/11/2024) mengatakan, pemerintah dan warga Desa Pululera sudah membangun sendiri Posko pengungsian di wilayah yang aman. 

“Kami sudah bangun Posko di Samon Toeng. Wilayah ini cukup aman dan jauh dari Lewotobi,” katanya seraya menambahkan, lokasi ini sekitar 4 Km dari perkampungan ke arah Desa Nileknohing.

Menjawab pertanyaan, apakah ada bantuan dari pemerintah, Paulus mengatakan ada bantuan. Tetapi lebih banyak dari pihak lain.

Lokasi pengungsian warga Desa Pululera ini agak sulit untuk dijangkau baik dari arah timur maupun barat. Pasalnya akses masuk ke desa ini hanya melalui jalan negara Trans Flores yang melintas dibawah kaki gunung Lewotobi dan saat ini ditutup aparat keamanan. 

Dari jalan negara harus berbelok lagi ke arah utara sejauh kurang lebih 3 Km ke pusat desa atau 7 km ke Posko Pengungsian di Samon Toeng.  

Informasi yang diperoleh GardaFlores, banyak warga Desa Pululera enggan ke Posko Pengungsian di Desa Konga karena harus melewati jalur jalan di bawah kaki gunung Lewotobi hampir sepanjang 10 Km.»

(rel/fer)

Tags:Desa PululeraIle LakeKabupaten Flores TimurKecamatan WulanggitangLEWOTOBI