Maumere, GardaFlores  – Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, masih berlanjut hingga saat ini. Hujan abu vulkanik yang terus menerus melanda wilayah tersebut mengancam kesehatan ribuan warga, terutama berisiko tinggi terhadap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Sejak awal erupsi, wilayah Wulanggitang dipenuhi oleh abu vulkanik yang mengubah landscape menjadi berwarna putih. Tanaman dan rumah warga tertutup debu, sementara aktivitas pertanian terhenti akibat kondisi tersebut. Warga setempat, yang tinggal di kaki gunung, merasakan dampak langsung dari erupsi yang belum menunjukkan tanda-tanda meredah.

Meskipun bantuan berupa sembako, pakaian, dan obat-obatan dari luar daerah terus mengalir, distribusi bantuan tersebut mengalami kendala. Banyak warga yang mengeluhkan terhentinya bantuan, sementara pemerintah daerah belum mengambil langkah strategis untuk mengatasi krisis ini.

Kondisi anak-anak di lokasi erupsi tampak memprihatinkan, dengan wajah lesu dan atap rumah yang rusak akibat hujan abu dan kerikil.

Para aktivis kemanusiaan dari Yayasan Awalindo Amelia Indonesia, yang baru saja resmi berdiri pada 15 September 2024, menyatakan keprihatinan mereka terhadap situasi ini. Yayasan tersebut berencana untuk menyalurkan bantuan dan bekerja sama dengan pihak terkait dalam penanganan bencana dan advokasi hukum di Nusa Tenggara Timur.

Direktur Yayasan Awalindo Amelia Indonesia, Aleksander Porwaila, mengatakan, pihaknya merasa prihatin terhadap kondisi ini.

“Kami merasa prihatin atas kondisi masyarakat di Kecamatan Wulanggitang. Kami akan segera memberikan bantuan bagi warga yang terdampak erupsi gunung berapi ini,” kata Alex.

Situasi di Wulanggitang membutuhkan perhatian dan tindakan cepat dari pemerintah dan lembaga terkait untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak.»

(rel)

Tags:ABU VULKANIKERUPSIFLORES TIMURLEWOTOBIWULANGGITANG