Maumere, GardaFlores – Gunung Lewotobi laki-laki di Kabaputen Flores Timur, Minggu (3/11/2024) malam sekitar pukul 23.51 Wita meletus. Letusan tersebut mengakibat 9 orang meninggal dunia, puluhan rumah rusak berat dan 5 fasilitas umum rusak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Avelina M. Hallan mengatakan, jumlah korban tewas sementara tercatat 9 orang, terdiri dari 8 orang dewasa dan anak-anak. Selain itu, beberapa warga lainnya mengalami luka-luka, terkena lontaran lahar panas dan material vulkanik.

“Korban meninggal yang sudah berhasil dievakuasi berjumlah 9 orang,” ujar Avelina.

Pihaknya masih terus melakukan pendataan terkait jumlah korban jiwa, luka-luka dan kerusakan infrastruktur.

Erupsi tersebut juga merusak sejumlah fasilitas umum. Sedikitnya 4 sekolah dan 1 kantor desa. Ke-4 sekolah itu yakni SDI Klatalo, SDI Wolorona, SMPK Santissima Trinitas dan SMA Seminari San Dominggo. Sementara 1 antor desa yakni kantor desa Klatanlo.

Kapolsek Wulanggitang, Iptu Nyoman Karwadi yang ditemui di Boru, Senin (4/11/2024) siang juga membenarkan bahwa korban jiwa yang terdata sebanyak 9 orang dan 5 fasilitas umum rusak.

Baca juga:
232 Siswa Seminari Hokeng Dievakuasi, 5 Orang Alami Luka Parah

Adapun korban jiwa akibat letusan gunung Lewotobi asal Desa Klatanlo dan Desa Hokeng Jaya: Kanisius Laga Lajar, Agustina Luo Luon, Andreas Baha Lajar, Paskalis Yohanes Goe Lajar, Theresa Toja, Yohanes Baha Buto Lajar, Yosefina Kedang, Yahonaes Witin, Sr. Nikolin Pajo, SSp.

Ia mengatakan, petugas masih terus melakukan pendataan terhadap dampak letusan gunung Lewotobi.

Kapolsek Nyoman mengatakan, sudah cukup banyak warga di desa-desa sekitar terutama yang masuk kategori zona merah dievakuasi ke tempat yang telah disiapkan Pemkab Flores Timur di Desa Konga, Bokang dan Lewolaga.

Pantauan GardaFlores, akibat letusan ini, badan jalan trans Flores dari arah Maumere ditutupi debu mulai dari Desa Natar Leba. Pohon-pohon dan rerumpuan pinggir jalan tampak berwarna putih. 

Di ruas jalan seperti di Desa  Nebe, Boganatar dan Hikong, banyak diletakan ban bekas dan kayu atau batang pisang yang melintangi jalan dengan maksud agar kendaraan tidak dipacu dengan kecepatan tinggi.

Baca juga:
Ruas Jalan Maumere-Larantuka Ditutup, Lalulintas Dialihkan Melalui Jalur Pantura

Memasuki wilayah Flores Timur, banyak pohon bambu patah dan menutupi badan jalan. Pohon enau dan pisang sepanjang jalan juga nampak mulai layu.

Sementara pada ruas jalan antara Desa Boru dan Desa Hokeng Jaya, dahan pohon mahoni banyak yang patah dan menghalangi jalan. Tanaman Kakao milik PT Rerolara di kiri kanan ruas jalan tersebut pun tampak penuh debu dan mulai layu karena terkena abu panas.»

(rel/fer)

Tags:9 korban erupsiFLORES TIMURGunung LewotobiHokengKlatanloLewotobi ErupsiSeminari Hokeng