Maumere, GardaFlores – Sebanyak 232 siswa SMA Seminari San Dominggo, Hokeng dievakuasi ke tiga lokasi penampungan di Desa Konga, Kenada dan Lewolaga. Mereka diliburkan sementara sampai keadaan pulih kembali.

Demikian dikatakan Praeses (Rektor) Seminari San Dominggo Hokeng, Romo Martinus Kapitan, Pr di Hokeng, Senin (4/11/2024).

Ia mengatakan, akibat letusan gunung Lewotobi laki-laki, Minggu (3/11/2024) malam sekitar pukul 23.51 Wita, 5 siswa mengalami luka cukup parah dan beberapa lainnya mengalami luka ringan.

“Mereka semua sudah mendapat perawatan di Puskesmas Boru. Setelah dirawat, bersama siswa lainnya dijemput oleh petugas dari Pemkab Flotim dan diantar ke tiga lokasi penampungan,” kata Romo Martinus.

 

Ia menambahkan, semua guru juga sudah dievakuasi. Jadi, “Para siswa kita liburkan dulu sampai keadaan pulih kembali”.

Saat ini, katanya, hanya 3 pastor yang bertahan di Seminari. Yakni dirinya selaku Praeses, Wakil Praeses Romo Yos Dominikus dan Pater Gaby.

“Karena kami tidak pergi, 3 karyawati yang bertugas di dapur juga memilih untuk bertahan di sini,” tuturnya.

Ditanya mengapa tidak ikut ke lokasi penampungan yang aman, Romo Martinus mengatakan, “Harus ada yang jaga tempat ini”. Ibarat kapal, kapten kapal harus tetap tinggal di kapal.

Pantauan GardaFlores di Seminari San Dominggo, tampak bangunannya masih kokoh berdiri, namun mengalami banyak kerusakan. Plafon di lorong-lorong maupun di ruang kelas, dan kamar tidur para siswa rusak dan jatuh. Banyak pintu dan jendela rusak dan jebol. Termasuk beberapa kamar untuk para pastor yang baru selesai diperbaiki rusak lagi semuanya.

Kerusakan ini belum termasuk atap seng semua bangunan di kompleks Seminari yang sudah berbulan-bulan diguyur abu vulkanik.

Di ruang tidur siswa Kelas X ada dua lubang besar di atap akibat terkena batu api. Salah satu hantaman batu api itu tidak hanya merusak seng tetapi juga menjebol lantai dengan diameter sekitar 1 meter dan kedalaman sekitar 50 Cm. 

Sementara di ruang pakaian, tampak ada satu lubang besar di atap. Hantaman batu api di ruang ini merusak 1 buah lemari pakaian siswa.

“Untungnya saat hantaman batu api itu tiba, para siswa telah keluar ke halaman,” kata Romo asal Pulau Solor ini sambil menambahkan, ke-5 siswa yang mengalami luka itu akibat plafon yang jatuh. Beberapa lainnya yang mengalami luka ringan itu akibat saling tabrak dan jatuh.

“Tidak lama setelah guncangan yang cukup kuat itu, listrik juga padam. Keadaan gelap ini membuat para siswa panik dan saling tabrak,” katanya.»

(fer)

Tags:Gunung Lewotobi MeletusLewotobi ErupsiPater GabyRomo Martinus KapitanSeminari HokengSiswa Seminari HokengWakil Praeses Romo Yos Dominikus