Maumere, GardaFlores—Kekosongan tenaga dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere memicu aksi unjuk rasa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Sikka pada Jumat (11/4).
Mahasiswa mendatangi Kantor DPRD Sikka dan mendesak pemerintah serta wakil rakyat segera menghadirkan dokter anestesi demi mencegah jatuhnya korban jiwa lebih banyak.
Dalam orasinya, GMNI mengungkapkan bahwa selama tahun 2025, telah terjadi lima kematian pasien akibat tidak tersedianya dokter anestesi. Dari lima pasien tersebut, empat di antaranya adalah ibu hamil. Kasus meninggalnya Maria Yunita disebut sebagai contoh nyata betapa gentingnya situasi yang tengah dihadapi.
Baca juga:
Lantaran Ketiadaan Dokter Anestesi 5 Orang Meninggal, 62 Bumil Besti
“Kami mendesak pemerintah dan DPRD untuk segera menghadirkan dokter anestesi. Kematian lima pasien, termasuk ibu hamil, adalah bukti nyata kegagalan sistem kesehatan daerah,” ujar Koordinator Lapangan GMNI, Sabrina Linda.
Selain korban jiwa, GMNI juga menyampaikan bahwa saat ini masih terdapat 62 ibu hamil berisiko tinggi yang membutuhkan perhatian serius. Tanpa kehadiran dokter anestesi, risiko komplikasi saat melahirkan sangat tinggi dan berpotensi menambah jumlah kematian ibu dan bayi.
Ketiadaan dokter anestesi juga membuat pasien harus dirujuk ke rumah sakit di luar Kabupaten Sikka, seperti ke Flores Timur dan Lembata. Menurut GMNI, jarak tempuh yang jauh serta proses rujukan yang lamban sangat berisiko terhadap keselamatan pasien.
Baca juga:
Lagi, Tak Ada Dokter Anestesi, Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal di RSUD TC Hillers Maumere
Dalam dialog bersama mahasiswa, Ketua DPRD Stefanus Sumadi menghadirkan Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago, Wakil Bupati Simon Subandi Supriadi, serta Direktur RSUD TC Hillers Maumere, dr. Clara Francis.
Menanggapi tuntutan tersebut, Bupati Juventus menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah melobi Kementerian Kesehatan dan mendapatkan dua dokter anestesi. Namun keduanya belum bisa segera bertugas karena masih dalam proses penempatan.
“Saya mohon masyarakat bersabar. Untuk sementara, kami sudah berkoordinasi dengan dokter anestesi dari RS St. Gabriel Kewapante untuk membantu kekosongan di RSUD TC Hillers,” terang Bupati JPYK.
Sementara itu, Direktur RSUD TC Hillers, dr. Clara Francis mengatakan bahwa dua dokter anestesi sebelumnya telah mengundurkan diri. Salah satu di antaranya sebenarnya masih memiliki kewajiban mengabdi selama dua tahun, namun menolak kembali bertugas.
Baca juga:
Dokter Anestesi Belum Hadir di RSUD TC Hillers, Bupati Sikka: Masih Proses Administrasi
“Kami sudah mencoba mengajak yang bersangkutan untuk kembali, tetapi ditolak. Kami juga sudah minta bantuan dari kabupaten lain di Flores, namun belum ada hasil,” jelas Clara.
GMNI menilai situasi ini merupakan kegagalan sistemik dalam penyelenggaraan layanan kesehatan darurat dan menyayangkan lemahnya pengawasan DPRD yang tidak menggunakan hak interpelasi atas masalah tersebut. Mereka menegaskan akan terus mengawal persoalan ini sampai tenaga dokter anestesi kembali tersedia secara permanen di RSUD TC Hillers Maumere.»
(rel)