Maumere, GardaFlores – Budaya dan bahasa adat harus diintegrasikan sebagai Muatan Lokal (Mulok) di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Penegasan ini disampaikan oleh sejumlah narasumber, pengawas, dan peserta bimbingan teknis (Bimtek) yang berlangsung di Maumere pada Rabu (11/12/2024).
Untuk diketahui, Dinas PKO Kabupaten Sikka menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) muatan lokal (Mulok) bagi satuan pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten Sikka. Kegiatan ini berlangsung dari Selasa (10/12) hingga Rabu (11/12) di Sikka Convention Centre (SCC).
Baca juga:
Dinas PKO Sikka Gelar Bimtek Mulok Bahasa dan Budaya bagi Guru SD dan SMP
Patrisius Permoto, kepala SDI Solot, Desa Tebuk, Kecamatan Nita, mengatakan, adat dan budaya leluhur sangat penting untuk diwariskan kepada generasi muda. Dalam Bimtek yang membahas tenun ikat, Patrisius menjelaskan bahwa pendidikan Mulok di tingkat SD bertujuan untuk memperkenalkan teknik dan praktik tenun ikat.
“Dengan adanya Mulok tenun ikat, anak didik dapat belajar dari proses awal hingga mampu menghasilkan kain. Nantinya pengetahuan dan keterampilan ini juga dapat bermanfaat menopang ekonomi keluarga,” ujarnya.
Patrisius menambahkan, saat ini kegiatan Mulok lebih banyak bersifat teoritis, sehingga perlu pelaksanaan praktik di masing-masing satuan pendidikan. Ia juga menawarkan untuk menjadi instruktur bagi sekolah yang tidak memiliki penenun di lingkungan mereka.
Fransiskus Edison, seorang guru di SMP Negeri Kolisia, Kecamatan Magepanda mengatakan, bahwa bahasa adalah bagian penting dari budaya. Ia menekankan bahwa pendidikan mengenai bahasa dan budaya di SD dan SMP bertujuan untuk mencegah kepunahan budaya yang berkaitan dengan perkembangan zaman.
“Kita harus menghidupkan bahasa dan budaya melalui pendidikan dasar agar siswa tidak hanya mengenal tetapi juga menggunakan bahasa dan budaya mereka,” ujarnya.
Edison mengusulkan untuk memasukan unsur budaya dalam materi pelajaran, termasuk syair-syair adat. “Kami berharap anak didik yang berkembang menjadi dewasa akan mengingat budaya mereka dan dapat menjadi budayawan,” tambahnya.
Johanis Jan, PLT Kepala SDI Madawat, Kecamatan Alok, menyampaikan bahwa menurut Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2024, Muatan Lokal diwajibkan di setiap lembaga pendidikan SD dan SMP. Hal ini sejalan dengan SK Bupati yang mengarahkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PKO) untuk menyusun materi Mulok terkait bahasa dan budaya Sikka.
Sementara itu, Arnoldus Bara, narasumber dari Pendidikan Dasar, menjelaskan bahwa Perubahan dalam pendidikan berdasarkan Permendikbud Nomor 12 Tahun 2024 mengharuskan penyediaan waktu 72 jam per tahun untuk Muatan Lokal di kelas. “Setiap minggu harus ada alokasi waktu dua jam untuk Mulok,” tegas Arnoldus.
Baca juga:
Unimof Gelar Sidang Senat Tebuka Wisudakan 84 Sarjana
Martinus Mustary Ipir, Kepala Bidang SD PKO Kabupaten Sikka, mengatakan, bahwa kegiatan Bimtek ini bertujuan untuk mengingatkan pentingnya penghargaan terhadap budaya. Ia menekankan bahwa pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi dapat menghilangkan nilai-nilai lokal, sehingga penting untuk mendokumentasikan materi Muatan Lokal.
Salah satu peserta Bimtek, Marsel Jagong, menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini. “Kabupaten Sikka memiliki kekayaan budaya dan bahasa yang unik. Sebagai peserta, kami berharap dapat menghidupkan kembali budaya dan adat yang diwariskan oleh leluhur,” ujarnya.
Melalui langkah ini, diharapkan kekayaan budaya dan bahasa daerah Sikka dapat dipertahankan dan diperkenalkan kepada generasi mendatang, sehingga mereka tidak hanya mengenang, tetapi juga meneruskan warisan budaya tersebut.»
(rel)