Maumere, GardaFlores – Para mahasiswa diajak untuk ikut merawat destinasi wisata lokal dan menjadi wirausahawan di sektor pariwisata.
Ajakan itu mengemuka dalam acara talk show pariwisata yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Nipa (Unipa), Sabtu (14/12/2024) di Blue Ocean College, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber yakni Laurensius Lepo S. Tr. Par dari Dinas Pariwisata, serta dua dosen Ilmu Komunikasi, Debi A. BR Barus S.PsI. M.PsL dan Markus Kristian Petu S.I.Kom M.AP.
Kristian Petu menjelaskan, talk show ini merupakan bagian dari mata kuliah semester 3 Prodi Ilmu Komunikasi. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dapat memproduksi konten video pariwisata yang relevan.
“Kami melibatkan berbagai stakeholder, seperti Dinas Pariwisata, PHRI, dan ASITA, untuk memberikan pemahaman yang lebih luas tentang pariwisata,” ujar Kristian.
Baca juga:
PJ Sekda Sikka Paparkan Penanganan Dampak Erupsi Gunung Lewotobi
Ia mengatakan, tema yang diangkat adalah Health and Wellness Tourism yang dianggap sangat relevan dengan potensi pariwisata di Kabupaten Sikka. Kristian berharap sektor pariwisata di Sikka dapat lebih mengenal dan mengembangkan konsep ini. “Mahasiswa harus merasa memiliki pariwisata lokal agar dapat berinovasi dan berkompetisi di dunia kerja,” tambahnya.
Sebanyak 118 mahasiswa, yang terdiri dari 24 mahasiswa semester 7 dan 94 mahasiswa semester 3, mengikuti acara ini. Mahasiswa semester 7 bertindak sebagai pengorganisir acara.
Laurensius Lepo, sebagai pemateri dari Dinas Pariwisata, mengungkapkan bahwa tema Health and Wellness Tourism merupakan salah satu sektor pariwisata yang tengah berkembang pesat.
“Pariwisata kesehatan dan kebugaran ini sudah ada di daerah kita, namun belum dipromosikan dengan baik,” jelas Lepo. Menurutnya, pariwisata ini berpotensi besar untuk meningkatkan ekonomi daerah jika dikembangkan dengan konsep yang tepat.
Baca juga:
Prevalensi Stunting di Kabupaten Sikka Masih Tinggi, Sebanyak 2.677 Balita Kekurangan Asupan Gizi
Lorens juga menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam sektor pariwisata, terutama dalam hal kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara. “Kami telah melakukan pelatihan bahasa di sejumlah desa di Kabupaten Sikka untuk mendukung hal ini,” tambahnya.
Namun, Lorens mengakui bahwa pariwisata di Sikka masih stagnan. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. “Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih sangat rendah, seperti halnya dalam membuang sampah pada tempatnya,” tuturnya.
Di akhir sesi, Lepo mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan destinasi wisata lokal dan meningkatkan kualitas SDM agar sektor pariwisata di Sikka dapat berkembang lebih baik. “Kami bekerja sama dengan HPI, PHRI, dan ASITA untuk meningkatkan pariwisata ke depan,” ujarnya.»
(rel)