Maumere, GardaFlores—Kapolres Sikka AKBP Moh Mukhson membeberkan data kasus bunuh diri di Kabupaten Sikka dalam seminar kesehatan mental di Universitas Nusa Nipa (Unipa), Maumere, Selasa (18/2/2025).
Seminar yang diselenggarakan oleh BEM Unipa ini bertema Youth to Building Resilience Mental.
Turut hadir dalam, seminar ini Rektor Unipa Dr. Jonas Klemens Gregorius Dori Gobang, S.Fil., M.A., Wakil Rektor I Dr. Hendrikus Pedro, S.Fil., M.A., Wakil Rektor III Dr. Yosefina Andia Dekrita, S.E., M.M., serta Dekan Ilmu-Ilmu Sosial Maria Nona Noncy, S.Psi., M.Psi. Acara juga diikuti mahasiswa Unipa dan siswa-siswi SMA/SMK se-Kabupaten Sikka.
Baca juga:
7 Sekolah di Kabupaten Sikka Terima Program MBG Perdana
Pada kesempatan itu, Kapolres memaparkan data kasus bunuh diri di Kabupaten Sikka selama 5 tahun terakhir. Pada periode ini terjadi kasus bunuh diri sebanyak 30 kasus. Dengan perincian, pada 2020 sebanyak 2 kasus, 2021 sebanyak 13 kasus, 2022 ada 3 kasus, 2023 sebanyak 2 kasus, dan 2024 sebanyak 10 kasus.
Menurut AKBP Mukhson, faktor utama penyebab bunuh diri adalah Depresi: 13 kasus, Masalah ekonomi: 7 kasus, Gangguan psikologi: 3 kasus, Persoalan rumah tangga: 7 kasus.
Kapolres memaparkan strategi pencegahan yang dilakukan kepolisian yakni, Preemtif dengan sosialisasi oleh Bhabinkamtibmas, ceramah di rumah ibadah, serta pemasangan imbauan melalui poster dan spanduk.
Baca juga:
Gedung Perpustakaan Daerah Diresmikan, Diharap Bisa Bentuk Ekosistem Literasi
Selain itu, juga ada strategi Preventif melalui patroli di daerah rawan, pendampingan di sekolah, dan kerja sama dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga.
AKBP Mukhson mengajak lingkungan kampus dan masyarakat untuk mengelola stres, menjaga pola hidup sehat, dan memberikan dukungan sosial. Selain itu, ia mendorong kampus menyediakan layanan kesehatan mental yang memadai.»
(rel)