Maumere, GardaFlores – Perjuangan 12 siswa Sekolah Dasar Inpres (SDI) Edat, Desa Wogalirit, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka cukup berat. Mereka harus mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di Maumere, tepatnya di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Alok Timur, sekitar 35 Km dari sekolah mereka.
Hal itu lantaran jaringan internet di SDI Edat tidak berfungsi dengan baik. Karena itu pihak sekolah mengambil inisiatif untuk membawa para siswa melaksanakan ANBK di ibukota Kabupaten Sikka.
Kamis (31/10/2024) saat para siswa tersebut tengah mengerjakan soal ujian di Laptop, tiba-tiba listrik pun padam. Para siswa sempat panik. Pelaksanaan ujian sempat terhenti sekitar 30 menit. Untunglah soal-soal yang sudah dikerjakan tidak hilang dari layar Laptop dan ujian kemudian dilanjutkan kembali.
Kepala Sekolah SDI Edat, Yovita Feliksia Vloe, yang didampingi beberapa guru pendamping ANBK menjelaskan, mereka sebelumnya sudah berkoordinasi dengan orangtua siswa agar ANBK dilaksanakan di Maumere. Untuk keperluan itu, masing-masing siswa harus mengumpulkan biaya transportasi sebesar Rp 40.000.
“Kami menghadapi banyak kendala dalam proses ANBK ini, terutama masalah jaringan internet dan keterbatasan perangkat seperti laptop. Kami bahkan harus meminjam laptop dari sekolah lain di desa kami,” ujar Yovita.
ANBK untuk 12 siswa ini dilaksanakan di rumah salah satu guru SDI Edat di Kelurahan Kotabaru, karena lokasi tersebut memiliki jaringan internet yang lebih stabil. Para siswa didampingi guru dan orangtua mereka, yang juga membantu menyediakan kebutuhan makanan dan minuman selama ujian berlangsung.
Baca juga:
Dinas Kominfo Sikka Siap Surati Pihak Terkait untuk Atasi Masalah Internet
Yovita mengungkapkan bahwa pihaknya pernah menggunakan perangkat Orbit untuk memperkuat sinyal internet di sekolah, namun alat tersebut sudah lama tidak berfungsi.
Menurutnya, pelaksanaan ANBK seharusnya memperhatikan juga kondisi sekolah di daerah terpencil seperti SDI Edat.
“Kami sangat berharap pemerintah pusat sebagai penyelenggara kegiatan ini bisa mempertimbangkan kondisi sekolah di daerah pelosok. Jika ANBK harus terus diselenggarakan secara online, kami meminta agar jaringan listrik, internet, dan sarana prasarana perlu disediakan secara memadai,” kata Yovita.»
(rel)