Maumere, GardaFlores – Penanganan bencana sosial, khususnya kebakaran rumah masih sering terkandala karena kekurangan armada. Agar penanganan bencana sosial ini semakin baik, armada pemadam kebakaran perlu ditambah.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Kabupaten Sikka, Drs. Adeodatus Buang Da Cunha, di Maumere, Jumat (27/9/2024).

Menurut Buang, Dinas Satpol PP dan Damkar memiliki tanggung jawab dalam menangani kebakaran rumah yang dikategorikan sebagai bencana sosial. 

“Dinas kami hanya memiliki satu unit mobil pemadam kebakaran dengan kapasitas 3.000 liter air. Armada ini sudah tua dan hanya mampu mencapai kecepatan maksimal 60 km/jam, padahal idealnya kecepatan mobil pemadam harus antara 80 hingga 100 km/jam agar cepat tiba di lokasi kebakaran,” ujar Buang.

Buang menjelaskan bahwa mobil tua tersebut kerap mengalami masalah teknis, terutama ketika dipaksa untuk berlari dengan kecepatan tinggi. Bahkan, dua mobil suplai air yang dimiliki sering kali mengalami kerusakan ketika dioperasikan.

Dia juga menjelaskan, Dinas Satpol PP dan Damkar Sikka hanya memiliki 18 personel, yang terdiri dari satu kepala bidang, satu perwira, dan anggota yang dibagi menjadi tiga shift. Setiap shift bekerja mulai pukul 07.30 hingga 19.30 Wita dengan kekuatan lima orang di lapangan. 

“Dengan keterbatasan personel dan armada, kami sering kali menghadapi kesulitan saat terjadi kebakaran berskala besar,” ungkap Buang.

Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menghadapi situasi darurat kebakaran dinilai masih rendah. Warga sering kali tidak segera menghubungi call center, melainkan langsung menelpon kepala dinas atau personel tertentu. Padahal, dinas sudah menyiapkan call center yang siap melayani 24 jam.

“Kami telah mengedukasi warga agar langsung menghubungi call center, bukan perorangan, agar respons cepat bisa dilakukan,” tambah Buang.

Hambatan di Lapangan

Selain masalah teknis, kesulitan lain juga muncul ketika mobil pemadam sudah tiba di lokasi kebakaran. Masyarakat sering kali tidak memberikan ruang yang cukup bagi mobil pemadam untuk bekerja, dan kadang-kadang menarik selang pemadam secara sembarangan. “Hal ini mengganggu kinerja kami, padahal pemadaman api membutuhkan teknik tertentu yang tidak semua orang paham,” jelas Buang.

Ia juga mencontohkan, jika dalam kondisi ideal menggunakan tiga nosel pemadam, api besar bisa dipadamkan dalam waktu 10 menit. Namun, dengan armada terbatas, proses pemadaman sering kali memakan waktu lebih lama, terutama jika kebakaran dipicu oleh bahan bakar minyak seperti bensin atau minyak tanah.

Buang menambahkan bahwa dinasnya saat ini tengah berupaya agar armada yang ada bisa diperbaiki dan ditingkatkan kapasitasnya, termasuk mencari bantuan dari pengusaha mobil tangki untuk mendukung suplai air saat kebakaran. Namun, respon dari pihak swasta dinilai masih kurang.

Lebih lanjut Buang berharap agar ada dukungan lebih lanjut dari pemerintah daerah untuk menambah armada dan memperbaiki fasilitas yang ada.

“Mobil pemadam yang ada saat ini hanya mampu membawa air dengan kapasitas 2.000 hingga 3.000 liter, sementara kebutuhan air dalam situasi kebakaran sangat besar, terutama jika api dipicu oleh bahan bakar minyak,” pungkas Buang.

Ia juga menyarankan agar dalam kondisi kebakaran yang dipicu oleh bahan bakar, air yang digunakan dicampur dengan bahan-bahan seperti Coca Cola atau deterjen untuk mempercepat proses pemadaman.

(rel)

Tags:BUANG DA CUNHADAMKARMAUMEREPOL PPSikka