Maumere, GardaFlores – Puluhan aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Maumere mendesak Polres Sikka agar mengusut tuntas kasus kematian ibu hamil dan bayi di RSUD TC Hillers Maumere.
Tuntutan tersebut disampaikan saat menggelar aksi di depan Mapolres Sikka, Senin (5/5/2025).
Dalam orasinya, para aktivis menuding adanya unsur pembiaran yang menyebabkan dua ibu hamil meninggal dunia di rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut. Salah satu kasus menimpa Maria Yunita (36), warga Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, yang meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya pada Rabu (9/4/2025) malam.
Baca juga:
PMKRI Maumere Desak Kejari Sikka Telusuri Dugaan Korupsi Dana Insentif Covid Rp 8,7 Miliar di RSUD TC Hillers
Presidium Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Maumere, Johan De Brito Papa Naja, menyatakan kematian korban tidak semata-mata karena kondisi medis, melainkan akibat lemahnya pelayanan. “Ibu hamil dan bayinya sebenarnya bisa diselamatkan. Tapi karena pembiaran, mereka akhirnya meninggal dunia,” katanya dalam aksi tersebut.
Menurut Johan, ketiadaan dokter anestesi di RSUD TC Hillers menjadi salah satu penyebab utama kegagalan tindakan operasi. Ia meminta agar Polres Sikka segera menyelidiki dugaan kelalaian yang terjadi.
Baca juga:
Kunjungan Wapres Gibran, Danrem Barreto Nunes Minta Warga Sikka Hormati Tamu
Sebelumnya, keluarga korban menjelaskan bahwa Maria Yunita dibawa ke Puskesmas Beru sekitar pukul 14.30 Wita. Karena kondisinya kritis, ia kemudian dirujuk ke RSUD TC Hillers. Namun hingga pukul 22.00 Wita, operasi tak kunjung dilakukan karena tidak tersedia dokter anestesi.
Setelah berorasi di depan Mapolres Sikka, massa PMKRI bergerak ke kantor Kejaksaan Negeri Sikka.»
(rel)