Maumere, GardaFlores—Jumlah kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Sikka terus mengalami peningkatan sejak pertama kali ditemukan pada tahun 2003. Hingga Desember 2024, tercatat sebanyak 1.190 warga terinfeksi HIV dan AIDS.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sikka, Yohanes Siga mengatakan, dari total kasus tersebut, sebanyak 747 (62,77 persen) penderita merupakan laki-laki dan 443 (37,23 persen) perempuan.

“Penderita terbanyak berada pada rentang usia 25 hingga 49 tahun, yaitu sebanyak 875 orang. Disusul usia 20 hingga 24 tahun sebanyak 156 orang, dan usia di atas 50 tahun sebanyak 94 orang,” ujar Yohanes Siga di Maumere, Jumat (25/4/2025).

Baca juga:
Dua Nelayan di Sikka Diamankan karena Bom Ikan di Perairan Koja Gete

Ia menjelaskan, kasus juga ditemukan pada anak-anak usia 1 hingga 14 tahun sebanyak 43 orang, usia 15 hingga 19 tahun sebanyak 14 orang, serta bayi di bawah satu tahun sebanyak 8 orang.

Berdasarkan pekerjaan, penderita terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 292 orang. Kemudian pekerja swasta 189 orang, petani 188 orang, pengangguran 67 orang, dan sopir 66 orang.

Dari sisi faktor risiko, penularan melalui hubungan heteroseksual mendominasi dengan 991 kasus. Sementara itu, penularan melalui hubungan homoseksual tercatat 121 kasus, perinatal atau penularan dari ibu ke anak 51 kasus, penyebab tidak diketahui 23 kasus, dan penularan melalui penggunaan narkoba suntik (penasun) sebanyak 4 kasus.

“Selama tahun 2024, terdapat 74 kasus baru. Kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi adalah Waigete sebanyak 11 kasus. Disusul Kecamatan Alok Timur, Alok, dan Talibura yang masing-masing mencatat 9 kasus,” tambahnya.

Yohanes menyebutkan, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan upaya pencegahan guna menekan laju penyebaran HIV dan AIDS di Kabupaten Sikka.»(rel)

Tags:Yohanes Siga